Kolesterol
termasuk senyawa steroida dengan rumus C27H45OH. Kolesterol
merupakan senyawa yang memiliki inti empat cincin siklopentano – fenantren.
Termasuk lemak dengan daya larut yang sangat kecil dalam air. Kadarnya dalam
plasma darah 150-200mg/ml, sekitar 2x kadar glukosa darah. Dalam plasma darah
30% berikatan dengan lipoprotein yang mampu menambah daya larutnya dalam darah.
Sebanyak 70% lagi kolesterol darah berada berupa kolesterol ester. Kolesterol
juga banyak terdapat dalam empedu, dengan kadar 390mg/100ml (Yatim, 2003)
Darah atau serum
darah diekstraksi dengan campuran alkohol-aseton yang
bertujuan
memindahkan kolesterol dan lipida-lipida lain serta mengendapkan protein.
Kemudian pelarut
organik dievaporasi pada penangas air (waterbath). Residu keringnya
kemudian dilarutkan dalam kloroform. Campuran kloroform kemudian ditentukan
secara klorimetri menggunakan reagen Lieberman-Burchard. Kolesterol serum darah
secara normal berkisar dari 100 – 250 mg/100 ml. Rata-rata jumlah kolesterol
dalam serum darah adalah 200 mg/100 ml, pada usia 25 tahun yang lebih lanjut
meningkat secara perlahan dengan meningkatnya usia sampai usia 40 – 50 tahun.
Prosedur
Kerja
Masukkan 10 ml
pelarut aseton-alkohol dalam tabung sentrifuga, kemudian
tambahkan 0,2 ml
serum atau darah. Celupkan tabung dalam penangas air mendidih yang
bergoyang (boiling
waterbath), sampai larutan mulai mendidih. Pindahkan tabung dan
teruskan
pengadukan campuran selama 5 menit. Dinginkan sampai mencapai temperatur
kamar, kemudian
disentrifuga. Dekantasi supernatannya ke dalam tabung reaksi, dan
uapkan pada
waterbath mendidih sampai kering. Dinginkan dan larutkan residunya dalam
2 ml kloroform.
Pada saat yang sama buat larutan kolesterol standar dan blanko dalam 2 ml
kloroform.
Tambahkan 3 ml campuran anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat pada
semua tabung
Tempatkan semua tabung pada tempat gelap dan suhu kamar, kemudian
baca
absorbansinya pada panjang gelombang 686 nm [hasil dari penentuan panjang
gelombang (λ)
maksimum].
Pada penetuan kolesterol total serum darah, larutan ditambah campuran anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, apa kegunaan penambahan campuran anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat tersebut ?
BalasHapusPenambahan asam asetat anhidrida ke dalam serum bertujuan untuk membentuk turunan asetil sedangkan penambahan asam sulfat bertujuan untuk membentuk ikatan terkonjugasi dengan kolesterol sehingga dihasilkan senyawa ester-kolesterol asetat yang berwarna hijau. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan konsentrasi kolesterol.
BalasHapusPenambahan asam asetat anhidrat dimaksudkan untuk mencairkan asam sulfat pekat. Kloroform berfungsiuntuk melarutkan kolestrol dalam sampel sehingga dapat bereaksi dengan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk memecah ikatan steroid pada kolestrol yang akan membentuk fluoresensi hijau. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Liebermann Burchard.. Karenanya reaksi Liebermann Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif . Jadi Asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat ini berfungsi untuk memberikan warna pada metode Liebermann Burchard
BalasHapus