Rabu, 28 November 2012

ISOLASI NIKOTIN TEMBAKAU


Nikotina adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau dan tomat. Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal dari hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun. Nikotina merupakan racun saraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada rokok. Nikotina memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotina tidak menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker. Nikotin merupakan bahan alam yang termasuk ke dalam golongan alkaloid. Didalam daun tembakau nikotin adalah alkaloid yang terbanyak. Selain nikotin,daun tembakau mengandung alkaloid lain dalam jumlah kecil seperti nornikotin, anabasin, dan paling sedikit tujuh alkaloid lain yang jumlahnya lebih kecil.
Untuk isolasi nikotin sebaiknya digunakan daun tembakau, bukan tembakau yang sudah menjadi rokok. Pada pengolahan daun tembakau menjadi rokok,kemungkinan telah dilakukan pengurangan nikotin dari daun tembakaunya.

Cara Kerja
1.      Dipotong-potong 10 gram daun tembakau kering atau tembakau dari cerutu. Masukkan ke dalam gelas kimia 400 ml.
2.      Ditambahkan 100 ml larutan NaOH 5%. Aduk menggunakan batang pengaduk selama 20 menit.
3.      Campuran dalam gelas kimia disaring dengan menggunakan corong Buchner tanpa kertas saring. Ditekan daun tembakau dalam corong Buchner menggunakan bagian bawah gelas kimia.
4.      Daun tembakau dikembalikan ke dalam gelas kimia, ditambahkan 30 mlair, diaduk. Disaring menggunakan corong Buchner.
5.      Untk menghilangkan partikel (daun tembakau) dalam hasil saringan(filtrate), filtrate disaring dengan menggunakan corong gelas yang diberiglasswool.
6.      Filtrat dimasukkan ke dalam corong pisah, ditambahkan 30 ml diklorometan, dikocok. Tutup corong pisah dibuka setiap kali selesai mengocok. Dipisahkan lapisan diklorometan ke dalam labu Erlenmeyer. Ditambahkan lagi 30 ml diklorometan ke dalam sisa cairan (lapisan air) kedalam corong pisah, dikocok. Dipisahkan lapisan diklorometan. Langkah ekstraksi ini dilakukan sampai semua nikotin terekstrak ke dalam diklorometan. Dikumpulkan semua lapisan diklorometan. Ekstraksi ini dapat juga dilakukan menggunakan eter.
7.      Diuapkan diklorometan menggunakan rotary vacuum evaporator.Penguapan diklorometan atau eter dilakukan menggunakan teknik  penguapan dengan pengurangan tekanan dan jangan menggunakan api.Penguapan diklorometan atau eter dapat pula menggunakan teknik dengan set alat.
8.      Ditambah 1 ml air suling ke dalam sisa penguapan, aduk perlahan-lahan,ditambahkan 4 ml methanol, disaring dengan menggunakan corong gelas yang diberi glass wool. Dituangkan 5 ml methanol ke atas glasswool untuk mencuci glasswool -nya. Disatukan kedua larutan methanol.
9.      Ditambahkan 10 ml larutan jenuh asam pikrat dalam methanol.
10.  Disaring nikotin dipikrat padat menggunakan corong Buchner (digunakan kertas saring).
11.  Dimurnikan nikotin, dipikrat ; dengan rekristalisasi.
 

Rekristalisasi Nikotin Dipikrat
1.      Buat larutan methanol 50% volume (1 bagian volume methanolditambah 1 bagian volume air suling).
2.      Dipanaskan larutan methanol 50% tadi di atas penangas listrik
3.      Nikotin dipikrat ditempatkan dalam labu Erlenmeyer 50 ml ditambahkanlarutan methanol 50% sedikit demi sedikit sampai semua nikotin dipikratlarut. Larutan nikotin dipikrat dibiarkan menjadi dingin dan Kristal nikotindipikrat terbentuk.
4.      Nikotin dipikrat disaring dengan menggunakan corong Buchner (digunakan kertas saring). Dibiarkan nikotin dipikrat menjadi kering.
5.      Nikotin dipikrat ditimbang. Dihitung kadar nikotin dalam tembakau.
6.      Ditentukan titik leleh nikotin dipikrat.

3 komentar:

  1. Dari pratikum diklorometan diuapkan menggunakan rotary vacuum evaporator.Penguapan diklorometan atau eter dilakukan menggunakan teknik penguapan dengan pengurangan tekanan dan jangan menggunakan api.
    mengapa penguapan tersebut tidak boleh menggunakan api?

    BalasHapus
  2. pada pelarut eter mempunyai sifat fisik :
    Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif dengan udara, sehingga eter mudah terbakar.sehinggadilakukan dengan penguapan untuk mencegah terjadinya kebakaran.

    BalasHapus
  3. karena dalam bentuk basanya nikotin cukup mudah menguap dengan tekanan penguapan 4,25x 10-2 mmHg. sehingga dalam proses pemisahannya tidak menggunakan pemanasan untuk menghindari terjadinya penguapan pada nikotin yang ingin dipisahkan.

    BalasHapus